International Conference on Local Wisdom - 2019, International Conference on Local Wisdom - 2019

Kearifan Lokal dalam Proses Penulisan Aksara Jawa

 afendy widayat

 Abstract


Aksara Jawa merupakan salah satu aksara yang telah dicatat dalam Unicode aksara dunia. Sejarah aksara Jawa, dari hasil penelitian, diketahui berkembang atas pengaruh aksara Palawa, namun dalam legenda, aksara Jawa diciptakan oleh Ajisaka. Ajisaka memiliki dua abdi yang setia, yakni Dora dan Sembada. Dora dititipi keris dan dipesan bahwa tidak ada yang boleh mengammbilnya kecuali Ajisaka sendiri. Sembada mengikuti perjalanan Ajisaka, yang akhirnya diutus mengambil keris di tempat Dora. Akhirnya Dora dan Sembada bertengkar dan mati bersama. Kisah kedua abdinya itu yang kemudian dituliskan dengan aksara Jawa : hanacaraka datasawala, padha jayanya, magabathanga. Hanacaraka berarti ada utusan, datasawala berarti mereka berdua sama-sama setia tetapi terjadi pertengkaran, padhajayanya berarti kedua abdi tersebut sama kesaktiannya, dan magabathanga berarti akhirnya mereka menjadi mayat.

Cerita tentang urutan aksara Jawa tersebut mengandung kearifan lokal yang dalam, yang sudah sering dibahas oleh berbagai pihak. Tulisan ini hendak membahas kearifan lokal, khususnya dalam proses penulisan aksara Jawa. Proses penulisan aksara Jawa, hingga saat ini mengalami beberapa kali aturan. Sebagian besar aturannya masih tetap sama, namun sebagian lainnya terjadi perubahan. Berbagai realitas dalam hubungannya dengan proses penulisan aksara Jawa juga mengandung kearifan lokal Jawa, yang sebagiannya tetap dipertahankan sedang sebagian lainnya mengalami perubahan.